Minggu, 15 Juni 2014

30 Juni 2013

  Minggu pagi itu aku terbangun dengan suasana khas kota Batam, jam 6 pagi yang sudah mulai terang, bergegas untuk mandi, mandi pagi itu sengaja aku buat lebih lama dari biasanya dengan tujuan menikmati lebih lama air kota ini dan sebagai perpisahan pada kamar mandi dan penghuninya.
  Usai mandi dan mengenakan baju, buru-buru ku meminjam sepeda motor milik mas Thamrin (tetangga sebelah), pagi itu aku punya tujuan untuk menyantap "Mie Ayam Baloi" yang memang memiliki cita rasa yang spesial dan juga sekalian mengucapkan salam pisah pada mereka. karena sejak 5 tahun ini aku sudah menjadi penikmat mie ayam ini dan di temani segelas 'Teh Obeng' minuman khas milik Kepulauan Riau. saat menikmati sarapan pagi ini, pikiran dalam kepala ini berkecamuk berserta berbagai pertanyaan, seperti ; "sarapan ini lezat sekali, apakah ini terakhir kali nya?", "Kapan aku dapat menikmati makanan seperti ini lagii?", "Apakah jika aku kembali, tempat ini masih ada?".
hingga sekarang pun masih belum terjawab.
   Usai acara sarapan selesai, waktu baru menunjukan sekitar jam 8 pagi, aku berniat untuk keliling kota kecil ku, sekaligus perpisahan dengan aspal jalanan yang telah menjadi alas kemana pun ku pergi, di mulai menyusuri depan BCS-Tanjung Uma, naik menuju bukit untuk melihat pemandangan singapura dan kapal-kapal besar yang sedang lego jangkar, setelah puas dengan pemandangan pagi itu, perjalanan ku lanjutkan ke menuju jodoh, disana aku berkeliling melewati SMP Kartini 2 sambil menggali kenangan lama yang akan aku tinggalkan, tak berniat membuat hati sedih, maka segera ku tinggalkan tempat itu dan motor ku arahkan menuju Bengkong, sekedar ingin menikmati sensasi berkendara  melewati simpang "Pan**k". Saat itu tak sepertinya biasanya yang selalu kesal jika melewati persimpangan super sibuk itu, dimana angkot,kendaraan pribadi,motor,lori kadang bis pun ikutan untuk saling 'Tak Mengalah', mereka jarang memikirkan kepentingan bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar