7 Juni 2013 hari di mana aku terakhir kalinya
belajar di dalam kelas, Sebagai anak SMA Kartini Batam, yah benar, karena besok
mungkin selama nya tak akan merasakan lagi belajar di sekolah ini, karena akhir
bulan nanti aku akan pindah dari Batam ke Bandung, kota yang dingin, namun
sesak karena penduduknya, meskipun masih lama aku pergi, tapi setelah hari ini
tak akan ada lagi belajar di dalam kelas, kecuali ujian kenaikan kelas, yang di
mulai tanggal 10 nanti, untuk ujian ini seharusnya aku lebih siap karena
nanti nantinya aku akan bersaing dengan lebih banyak orang di sekolah baru ku
itu, namun hingga hari ini aku masih
terlihat santai dengan pelajaran, namun sangat sibuk dengan kegiatan lain.
Sejak 2 bulan lalu, selain sekolah
aku pun harus sibuk mengurus segala hal yang berhubungan dengan ke pindahan
nanti, mulai dari mencari jasa ekspedisi yang akan mengangkut barang-barang di
rumah, hingga memberitahu alamat baru pada bank, maupun kantor yang berkerja
sama dengan orang tua, sehingga tugas tugas sekolah yang banyak terabaikan,
belum lagi perasaan sedih ku yang selalu hadir di kala bersama teman-teman,
karena ku sadar tak lama lagi kami akan berpisah.
9 Mei 2013, adalah hari ulang tahun
ku yang 18, banyak hal spesial pada hari itu, di mulai pada pukul 5 subuh, Windi bersama beberapa orang sahabat ku datang ke kamar untuk memberikan kejutan, dan pada
waktu itu pun aku sangat terkejut, hingga
berbagai ucapan ulang tahun yang datang melalui berbagai cara, sangat
senang rasanya, namun ada yang membuat ku sedih.
Banyak ucapakan yang menyelipkan
kalimat, “ Kalo udah pindah nanti, jangan sombong.” Atau ada juga yang bilang,“Jangan
lupain Batam kalo udah di Bandung nanti.”
Sedih karena teringat lagi bahwa
pindah itu semakin dekat, berarti waktu ku bersama mereka semakin singkat juga.
Bukan takut benar-benar tak bertemu lagi, tapi aku takut saling melupakan,
bukan tak mungkin jika kami saling melupakan, di saat jarak yang jauh
memisahkan kami dan kesibukan di kota masing-masing, namun aku selalu berjanji
bahwa aku tak akan melupakan Batam beserta isinya.
Di Bulan Mei aku juga di sibukkan
dengan menyelesaikan berbagai tugas yang di berikan bu Ani dengan tugas cerpennya, bu Tina dengan karya tulis ilmiahnya, dan guru lain bersama tugasnya, kebiasaan
ku yang suka menunda-nunda tugas akhirnya membuat ku pusing di akhir, ada
beberapa tugas yang harus di kumpul awal Juni, dan tugas ku pada waktu itu
numpuk, sehingga memaksa ku untuk lembur.
Akhir Mei 2013
Dari 5 tugas yang di berikan, aku
hanya dapat menyelesaikan 3 diantaranya, teman yang lain sudah terlihat
santai, karena mereka sudah menyelesaikan semuanya, tinggal aku yang selalu
sibuk dengan laptop dikala jam istirahat, “linten, tugas fisika km belum
selesai juga?padahal udah 3 bulan loh, gampang lagi tugasnya” ujar Bella anak
ranking 1 di kelas ku pada semester 1 kemarin dan selalu berprestasi namun
tidak sombong dan rajin menabung, aku hanya menjawabnya dengan senyuman sambil
sibuk dengan laptop ku, kadang aku sampai lupa makan karena mengerjakan
tugas-tugas itu, terkadang Alex sang ketua kelas pun sibuk dengan komentarnya “
Ten, Ten tugas jaman batu, kok baru ngerjain sekarang”, ku jawab dengan hal
yang sama bila bella berkomentar. hari hari itu benar benar terasa melelahkan,
selain harus belajar di jam pelajaran yang sebenarnya, jam istirahat ku pun
menjadi jam pembuatan tugas, belum lagi kegiatan OSIS yang sibuk untuk mempersiapkan
MOS, meskipun aku udah gak ada di Batam, tapi secara professional aku harus
tetap bekerja, dan pulang ke rumah pun tidak langsung istirahat, kadang mama “ Boy, beresin barang-barang, besok mau ada orang kargo survey ke rumah”
perintahnya dengan halus.
Semua isi rumah ini rencanya akan di
bawa ke Bandung, jadi kami sudah jauh jauh hari mem-packing barang yang rasa
tidak terlau penting, namun awal bulan ini lah kami mulai sibuk beres-beres
mulai dari gorden, karpet, pakaian, hingga
piring-piring yang ada. Rasanya tiada hari tanpa kegiatan membungkus
barang-barang di rumah ini, “ Ten, barang-barang ini mau jual?” ucap seorang
teman yang datang ke rumah ku
“Bukan lah, itu barang barang yang
mau di bawa ke Bandung” jawab ku
Selain aku harus sibuk dengan kerjaan
rumah ini, tanggal 10 aku juga harus melakasanakan ujian kenaikan kelas, sangat
membuatku merasa stress, Karena masih sangat banyak lagi tugas yang belum aku
selesaikan, sebenarnya semua itu kesalahan aku sendiri yang selalu menyepelekan
dan menunda-nunda sehingga akhirnya sekarang tugas itu menjadi tumpukan.
“Linten, mana tugas cerpen mu?” Tanya
Bu Ani, yang merupakan guru Bahasa Indonesia itu, dengan muka memelas, “ Maaf
bu, cerpennya masih 3 halaman, saya terlalu sibuk dengan kerjaan rumah” berharap
mendaptkan keringanan
“oke, ibu ngasih kesempatan untuk mu,
Sabtu besok jam 7.00 harus udah ada di meja itu, gimana bisa?” balas bu ani,
yang sesuai dengan harapanku.
Waktu itu hari jumat sore, dasar
kebiasaan ku yang selalu menunda, saat-saat seperti itu pun aku tidak langsung
mengerjakannya, aku malah pergi ke bioskop bersama teman, pada waktu itu aku
berfikir, bahwa membuat cerpen 2 halaman lagi adalah hal yang mudah.
Di sela-sela menonton, Jevica angkat
bicara “Ten, ko kok ikut nonton?”
Dengan nada heran aku menjawab, “lah
emang kenapa?kan hak aku sih ikut atau engga”
Bukannya gitu, ko aja banyak belum
bikin tugas, kenapa gk di kerjain? Senin kan udah ujian” balasnya dengan di
barengi senyum manisnya.
“Oh, kalo yang kaya gitu gampang jev,
1 jam pun selesai” Jawabku sepele.
“Oh,yaudah serah” balasnya yang
menutupi percakapan
Setelah nonton dan makan, aku pun
pulang dengan niat ingin mengerjakan tugas tuas yang ku anggap mudah tadi,
setelah sampai di rumah rasa kantuk ku mengalahkan rasa semangat untuk membuat
tugas, padahal masih jam 7 malam, tak terasa tiduran di kasur membuat ku
benar-benar tidur.
Jam 12.30 aku terbangun, dan teringat
dengan tugas, aku langsung membuka laptop dan melanjutkan cerpen, 1 jam
kemudian aku mulai bingung, akan ke mana arah cerpen ku ini karena kehabisan
ide, setengah jam kemudian aku baru sadar bahwa membuat cerpen pun tidak mudah,
apalagi saat terburu-buru. Pukul 3 mata ini sudah sangat tak kuat untuk menatap
laptop, dan ahkirnya tidur lagi, padahal cerpen masih kurang 1 halaman.
Tidur ku pun merasa tak nyaman,
terasa di ganggu hantu, bernama cerpen yang selalu datang di mimpi ku “gimana
cerpenmu?cerpenmu?” dengan nada seram kata si cerpen mengikuti gaya pocong yang
kehilangan tali pocongnya.
Jam 5 pun kembali terbangun, untuk
melanjutkan cerpen,padahal mata ini masih ingin kembali terlelap, butuh waktu
1,5 jam untuk menyelesaikan itu, setelah selesai langsung print, langsung di
antar ke sekolah dan menggeletakkannya
di meja Bu Ani, semoga aja bu Ani dapat memberikan nilai tinggi pada karya ku
itu, harapan ku dalam hati.
Setelah itu pun,aku kembali pulang
untuk tidur lebih lama lagi.